Serat optik (Optical Fiber)
Berkat terobosan dalam bidang optik, serat optik memungkinkan kita untuk dapat
mengakses informasi dari berbagai belahan dunia. Ya, serat optik adalah
teknologi di balik internet broadband, TV Kabel dan berbagai layanan
transmisi data kecepatan tinggi lainnya. Tanpa adanya serat optik, dunia tidak
mungkin terasa seperti sekarang ini
Peta Jaringat kabel serat optik bawah laut di seluruh dunia |
Jaringan kabel telegraf tahun 1900 an |
Pada tahun 1988, jaringan kabel
tembaga dasar laut tersebut mulai digantikan oleh suatu terobosan terbaru dalam
bidang optik yaitu serat optik. Kini, seluruh jaringan komunikasi bawah laut
telah menggunakan serat optik. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan
akan bandwidth yang semakin tinggi akibat peningkatan trafik internet,
diperlukan jaringan serat optik yang lebih murah dan dapat digunakan dalam
jangka waktu yang lebih lama. Berdasarkan data dari Global Industry
Analyst, pemasangan kabel serat optik bawah laut diprediksi mencapai 2 juta km
pada tahun 2018.
KAPASITAS DAN DESAIN KABEL SERAT
OPTIK
Kabel bawah laut untuk keperluan
komunikasi biasanya memiliki diameter 17 mm hingga 70 mm. Serat optik terdiri
dari dua bagian utama yaitu bagian inti (core) dan cladding. Kedua bagian
inilah yang memungkinkan terjadinya total internal reflection pada
serat optik sehingga gelombang elektromagnetik (biasanya pada panjang gelombang
inframerah) dapat merambat dan mengalami “pemanduan” didalamnya. Bagian inti
serat optik yang ada saat ini untuk keperluan jaringan kabel bawah laut
dilindungi oleh lapisan baja dimana lapisan baja tersebut dilindungi lagi
oleh beberapa lapisan baja dan polietilen untuk keperluan insulasi termal dan
elektromagnet. Saat ini, kabel bawah laut terpanjang yang ada adalah jaringan
kabel Southeast Asia-Middle East-Western Europe (SEA-ME-WE 3) yang
membentang sepanjang 39.000 km dari kota Norden di Jerman hingga Keoje di Korea
Selatan. Jaringan kabel ini menghubungkan 33 negara berbeda. Sistem baru yang dirancang
bagi jaringan SEA-ME-WE 3 ini menggunakan teknologi Wavelength Division
Multiplexing (WDM) agar mendapatkan kapasitas 1,28 Tb/s untuk kebutuhan
telepon, internet, multimedia, dan aplikasi broadband (pita lebar)
lainnya. Selanjutnya, pada tahun 2005, jaringan SEA-ME-WE 4 telah berhasil
dipasang. Jaringan kabel bawah laut ini membentang sepanjang 20.000 km dari
kota Marseille di Prancis melintasi timur tengah, India, hingga Singapura.
Serat Optik
|
KETERSEDIAAN SAMBUNGAN PADA
JARINGAN KABEL SERAT OPTIK
Salah satu tantangan terbesar
yang dihadapi sebagian besar jaringan kabel serat optik bawah laut adalah
kerentanan terhadap gangguan akibat kurangnya redundancy (Redundancy:
jaringan alternatif yang digunakan untuk meningkatkan ketersediaan jaringan
sehingga jika dalam suatu jaringan serat optik terdapat link yang terputus maka
jalur transmisi data masih dapat terhubung tanpa mempengaruhi konektivas
Untuk mengatasi masalah ini,
arsitektur jaringan serat optik dibuat menggunakan sambungan bidirectional (seperti
jalur dua arah) untuk mencegah terjadinya gangguan transmisi data. Jika terjadi
masalah pada kabel bawah laut, akan diperlukan waktu hingga empat minggu untuk
memperbaikinya. Jaringan kabel Transatlantik yang membentang sepanjang samudera
Atlantik (dari Eropa hingga Amerika) memerlukan lusinan perbaikan tiap
tahunnya, namun karena pada saat perancangan telah mempertimbangkan redundancy maka
masalah yang terjadi pada salah satu kabel tidak terlalu berpengaruh terhadap
jaringan secara keseluruhan.
Biasanya, ancaman bagi keberadaan
kabel bawah laut adalah aktivitas penangkapan ikan dan perkapalan. Sekitar 70%
kerusakan pada kabel serat optik disebabkan oleh jangkar kapal dan jaring ikan
di perairan dengan kedalaman kurang dari 200 m. Untuk mencegah masalah ini,
beberapa negara bahkan memberlakukan zona bebas jangkar di perairan yang
terdapat kabel serat optiknya. Salah satu kasus kerusakan kabel serat optik
terburuk yang pernah terjadi yaitu pada tahun 2008 ketika kabel milik France
Telecom putus akibat penyebab yang tidak jelas, entah karena jangkar kapal atau
cuaca buruk. Kabel ini merupakan bagian dari jaringan SEA-ME-WE 3 dan 4 yang
mengubungkan Aleksandria mesir, Sisilia dan Malta. Kerusakan ini mengganggu 75%
layanan internet yang mengubungkan Eropa dengan Timur Tengah, Afrika Utara dan
India. Pengalihan jalur transmisi data untuk keperluan komunikasi akibat
kerusakan ini menyebabkan penurunan kecepatan koneksi internet.
Pada tahun 2013 lalu, jaringan
internet salah satu operator Indonesia, Smartfren, juga pernah mengalami
gangguan karena putusnya kabel bawah laut di antara Bangka dan Batam. Putusnya
jaringan utama internet tersebut lantaran kabel terkena jangkar kapal.
Permasalah tersebut membuat internet hanya dapat diakses dengan kapasitas 60 persen.
(Sumber:Republika)
Berdasarkan laporan TeleGeography,
permintaan kapasitas jaringan dari Eropa dan Asia meningkat sebesar 87% antara
tahun 2007-2012. Hal ini menyebabkan perlunya dibangun jaringan baru yaitu
SEA-ME-WE 5. Perusahaan jasa pemasangan kabel serat optik Toronto Artic
mengusulkan pembangunan jaringan kabel sepanjang 15.700 km yang menghubungkan
London dan Tokyo, melewati serat Bering antara Rusia dan Amerika. Jaringan ini
rencananya akan memiliki kapasitas 24 Tbit/s atau sanggup mentransmisikan 80
panjang gelombang berbeda. Diperlukan biaya sekitar 620 juta dolar untuk
pemasangannya dan ika berhasil, jalur baru ini akan mulai beroperasi tahun 2016
SEBAB KERUSAKAN KABEL SERAT
OPTIK: FAKTOR ALAM
Bencana alam seperti longsor
bawah laut dan angin topan juga menjadi ancaman bagi jaringan kabel bawah laut.
Gempa Bumi 7 Skala Richter yang terjadi di Taiwan pada 26 Desember 2006
menyebabkan kerusakan pada 8 kabel bawah laut sehingga sempat memutus
komunikasi antara Hongkong, Asia Timur dan China. Selanjutnya gempa bumi
berkekuatan 9 skala Richter yang menghantam Jepang pada tahun 2011 kemarin juga
merusak separuh jumlah kabel Transpasifik (kabel yang melintasi samudera
Pasifik). Pada tahun 2013, Southeast Asia-Japan Cable Consortium mengumumkan
pembangunan kabel bawah laut yang menghubungkan Brunei,
China, Hongkong, Jepang, Singapura, dan Filipina sepanjang 9700 km
dengan biaya 400 juta dolar. jaringan kabel ini terdiri dari 6
pasang kabel dengan kapasitas awal sebesar 28 Tbit/s, cukup untuk
mentransmisikan 30 juta video high definition. Tujuan dari pembangunan jaringan
kabel ini yaitu untuk menghindari zona gempa bumi yang berada di Asia bagian
Utara.
TRANSMISI DATA
Kapasitas serat optik ditentukan
berdasarkan jumlah panjang gelombang – atau disebut carrier (pembawa informasi)
– dan laju transfer data masing-masing carrier. 150 carrier pada 100G (100
GBps) masing-masing menyediakan kapasitas 15 Tbit/s. Dengan semakin tingginya
spektrum bandwidth yang tersedia, semakin mudah untuk
me-multiplex-kan (“menjejalkan”) banyak panjang gelombang ke dalam serat optik.
Kabel dan repeater biasanya mendukung 4-6 pasang kabel. Dalam sepasang serat, 1
serat digunakan untuk transmisi pada satu arah sedangkan yang kedua digunakan
untuk jalur transmisi arah sebaliknya. Nilai total kapasitas serat optik adalah
kapasitas serat optik dikali dengan jumlah pasangan serat optik. Sebagai
contoh: sebuah kabel yang terdiri dari 4 pasang serat optik dan repeater yang
bisa menampung 150 carrier, memiliki kapasitas 4 x 15 = 60 Tbit/s.
Pada tahun 2014, standar baru
bagi kecepatan data serat optik yang harus dicapai adalah 100 G.
Ketika standar baru kapasitas
serat optik baru saja ditetapkan sebesar 100G, pada bulan april 2013, provider
kabel bawah laut TE SubCom telah berhasil mendemonstrasikan transmisi 53 carrier pada
kecepatan 400G. Teknologi WDM (Wavelength Division Multiplexing) yang ada
sekrang ini memungkinkan transimi data dengan kapasitas yang lebih besar
sekitar 15 Tbit/s, dengan cara “menjejalkan” banyak panjang gelombang ke dalam
satu serat. Teknik ini dapat menghemat penggunaan kabel dan tentunya biaya
instalasi jaringan kabel serat optik.
Para pekerja diatas dek kapal sedang memasangkan repeater pada kabel serat optik
|
Kapal Nostag 10 dengan panjang 90 m dan lebar 27 m milik NSW Company sedang bersiap melakukan instalasi kabel bawah laut |
PENINGKATAN KUALITAS REPEATER
Solusi praktis agar sinyal yang
dikirimkan melalui jaringan kabel serat optik bawah laut tidak mengalami
degenerasi sehingga dapat merambat lebih jauh adalah dengan menggunakan
repeater. Repeater adalah alat yang digunakan untuk meregenerasikan sinyal
optik. Cara kerjanya adalah dengan mengubah sinyal optik (yang datang dan telah
mengalami atenuasi/pelemahan) menjadi sinyal elektrik, untuk kemudian diproses
dan ditransmisikan kembali.
Pada bulan april 2013, Perusahaan
Xtera Communication yang berbasis di Dallas Texas Amerika serikat mengumumkan
peluncuran repeater optik generasi terbarunya untuk jaringan kabel serat optik
bawah laut. Desainnya yang modular memungkinkan repeater ini untuk disambungkan
dengan beragam jenis kabel serat optik untuk jarak pendek hingga untuk
transmisi antar benua. Repeater ini dibuat menggunakan material marine-grade
titanium, sehingga memiliki bobot yang ringan namun tetap kuat dan mampu
beroperasi hingga kedalaman 8 km dibawah permukaan laut.
Untuk keperluan jaringan kabel
serat optik antar benua sejauh 7000 hingga 12000 km, jarak antar masing-masing
repeater adalah 60 km. Untuk rentang jarak yang lebih pendek antara 600 sampai
3000 km, repeater ditempatkan setiap 120 km atau lebih. Repeater didesain untuk
beroperasi selama 25 tahun. Meskipun teknologi jaringan kabel serat optik ini
sudah sangat canggih, namun teknologi untuk pemasangannya menggunakan kapal
dapat dibilang tradisional.
Referensi:
Valerie C. Coffey. Sea
Change: The Challenges Facing Submarine Optical Communications. OSA
Magazine March 2014. Optics & Photonics News pp 26-33
Tidak ada komentar:
Posting Komentar